Senin, 21 Maret 2011
7 langkah mengembangkan pemikiran kritis
7 Langkah Mengembangkan Pemikiran Kritis Saat Belajar
Bahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan Umum bagian Mohon Pilih.
Nama & E-mail (Penulis): Yovan
Saya Konsultan di Jakarta
Topik: Metode Pembelajaran
Jika anda seorang pelajar atau mahasiswa, tentunya artikel kali ini sangat berguna
bagi anda. Artikel kali ini merupakan lanjutan dari artikel tentang pembelajaran
sebelumnya, strategi sukses di sekolah.
Dalam menjalani proses pembelajaran, baik di sekolah maupun di kampus, tentu
anda menginginkan prestasi yang optimal. Penting untuk disadari bahwa guna
mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal tentu faktor yang paling
menentukan adalah pada proses belajar itu sendiri.
Banyak individu beranggapan bahwa proses belajar merupakan proses yang
sederhana. Hanya dengan membaca materi pengajaran
(buku/diktat/modul/kebetan ), memperhatikan dan mendengarkan penjelasan di
kelas maka prestasi optimal pasti diraih. Sayangnya pada kenyataannya tidak
demikian (kacian deh lu... ). Jika demikian kenyataannya maka tentunya akan
banyak sekali individu yang berhasil dalam belajar. Jika demikian maka tidak
akan ada bimbingan belajar yang mengedepankan hanya cara-cara ringkas dalam
menyelesaikan soal. Dan memang kenyataannya tidak demikian. Banyak
siswa/mahasiswa yang telah melakukan hal serupa namun prestasinya tetap
kurang memuaskan. Strategi belajar pasif tidak akan pernah memberikan hasil
pembelajaran yang diharapkan.
Tahukah anda bahwa guna meraih hasil optimal anda perlu melibatkan seluruh
pemikiran aktif saat melakukan pembelajaran. Sayangnya banyak institusi
pendidikan (baik sekolah, kampus apalagi bimbingan belajar) yang tidak
mengembangkan hal ini. Bagi mereka belajar adalam proses dimana guru
mengajar dan siswa menerima. Itu dan hanya itu saja. Wajar saja kemudian
sekiranya kualitas pendidikan bangsa ini sedikit kurang dibandingkan negara lain
di kawasan.
Belajar dan berpikir merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dapatkah
anda membayangkan bagaimana proses pembelajaran yang tidak disertai dengan
proses berpikir. Sayangnya masih banyak individu yang belajar seperti zombie.
Dari luar sepertinya mereka belajar namun sebenarnya mereka tidak belajar.
Proses belajar dapat dianalogikan sebagai keseluruhan perjalanan mencapai satu
tujuan. Sementara berpikir merupakan proses perjalanan itu sendiri, kaki mana
yang harus dilangkahkan dan ke arah mana anda perlu melangkahkannya. Selama
proses perjalanan anda perlu memastikan bahwa setiap langkah koheren satu sama
lain guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Karena untuk
mencapai hasil optimal dalam pembelajaran dibutuhkan pemikiran aktif, dan
berpikir secara aktif sama artinya dengan berpikir secara kritis, maka artinya
proses pembelajaran optimal membutuhkan pemikiran kritis dari si pembelajar.
Mungkin seperti yang lainnya, kini anda bertanya, �Apa yang dimaksud dengan
pemikiran secara kritis?� Pada bagian berikut saya menguraikan seluruh tahapan
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pemikiran kritis saat belajar.
Harapannya setelah membaca artikel ini, anda tidak melatihnya namun langsung
menerapkan dan hanya menanti hasil yang lebih optimal, segera atau beberapa
saat setelahnya.
1. Tentukan hal yang ingin anda pelajari
Untuk dapat melibatkan pemikiran kritis saat belajar, sebelumnya anda perlu
benar-benar mengetahui apa yang akan atau ingin anda pelajari. Hal ini sama
seperti mengetahui tujuan pergi sebelum anda melangkahkan kaki ke luar rumah.
Anda dapat melakukan hal ini dengan memberikan pernyataan seputar materi
tersebut. Jika anda mudah lupa, tips dari saya, ikuti training/coaching Prima
Memory atau siapkan selembar kertas di dekat anda dan tuliskan berbagai
penyataan tujuan anda mempelajari materi tersebut. Anda dapat memberikan
berbagai pernyataan sederhana seperti, �Saya penasaran cara kerja pikiran saat
seseorang berada pada kondisi hypnosis?� atau �Saya penasaran apa hubungan
antara hypnosis dengan peningkatan daya ingat seseorang?� Intinya semua
pertanyaan yang anda tuliskan adalah pernyataan tujuan yang singkat dan
sederhana.
2. Kumpulkan semua sumber informasi
Daftarkan semua sumber informasi berkenaan dengan materi yang ingin anda
kuasai, setelahnya kumpulkan. Anda perlu membuka diri seluas-luasnya pada
berbagai sumber informasi, mulai dari buku, makalah, artikel, berbagai sumber di
internet, kliping, jurnal, koran, majalah, siaran radio, TV, penjelasan guru/dosen,
wangsit, wasiat, wasir dan yang lainnya . Hilangkan semua praduga anda
mengenai materi yang ingin anda pelajari, karena praduga anda hanya akan
membatasi proses pencarian berkenaan seputar materi tersebut. Semakin banyak
sumber informasi yang anda dapatkan semakin baik.
Setelahnya anda perlu mencari pula berbagai contoh aplikasi dari hal yang anda
telah pelajari. Tahapan ini sering kali dilewatkan oleh banyak individu. Akibatnya
proses pembelajaran mereka kurang optimal karena membuat mereka seolah
terpisah dengan materi yang sedang dipelajari. Mereka memahami materinya,
namun mereka tidak mengetahui aplikasinya.
Berbagai contoh aplikasi yang anda temui di lapangan juga dapat membantu anda
memfilter informasi mana yang perlu diterima dan informasi mana yang perlu
ditolak. Ketika terdapat ketidaksesuaian antara aplikasi di lapangan dan teori yang
anda pelajari hal ini merupakan sinyal bagi anda untuk mulai bertanya ke dalam
diri, �Haruskan saya terima informasi ini atau saya perlu membuangnya?�
Melakukan hal ini akan semakin memperkuat pemahaman anda akan materi yang
anda pelajari.
3. Tanyakan asumsi dasar penulis
Setiap individu memiliki pemahaman yang berbeda-beda atas suatu kondisi. Dan
seperti yang telah saya ulas sebelumnya pada artikel resolusi konflik melalui
modifikasi value, tidak ada satu pun dari pemahaman tersebut yang 100% akurat
dengan kondisi yang sesungguhnya terjadi. Salah satu kondisi yang kudu dalam
berpikir kritis adalah anda perlu memiliki pendekatan seobjektif mungkin atas hal
yang anda pelajari dan minimalkan terseret oleh subjektifitas satu pihak,
katakanlah si penulis.
Serupa dengan artikel ini, anda perlu melakukan hal yang sama. Tanyakan
berbagai pertanyaan yang ada di benak anda saat membaca artikel ini. Bahkan jika
diperlukan berikan sanggahan anda atas artikel ini atau pada berbagai artikel
lainnya di web site ini. Karena web site ini diorientasikan se-objektif mungkin,
itulah sebabnya saya memfasilitasi objektifitas individu melalui media buku tamu
atau mailing list.
4. Buat pola sederhana atas materi yang dipelajari.
Artikel pada majalah Scientific American Mind volume 17, No. 6, Venus in
Response mengungkapkan bahwa persepsi individu mengenai kecantikan ternyata
lebih ditentukan oleh kesederhanaan. Wajah yang sederhana dan tidak rumit
ketika dipandang dianggap sebagai wajah yang cantik. Dan masih banyak lagi
contoh lainnya yang menerangkan bahwa pikiran lebih senang dengan
keserhanaan. Saya beranggapan hal ini salah satunya disebabkan oleh mekanisme
kerja pikiran manusia yang tidak senang dengan kompleksitas.
Demikian juga dalam belajar kaitannya dengan pembelajaran. Sangat penting bagi
anda untuk membuat pola di pikiran mengenai hal yang telah anda pelajari. Anda
perlu membuat hal yang anda pelajari menjadi sederhana namun tidak
menyederhanakan (bingung� kan ). Maksud saya adalah dalam proses belajar
anda perlu kemudian membentuk pola namun tidak terlalu mereduksi berbagai
informasi yang penting. Jika anda melakukan hal ini maka kualitas pemahaman
anda yang dikorbankan. Salah satu cara untuk membentuk pola atas hal yang
dipelajari adalah dengan menggunakan peta pikiran (mind map). Dengan
menggunakan mind map maka anda tidak hanya membentuk pola dengan melihat
seluruh gambaran besar dari informasi yang anda pelajari, namun anda juga
mengetahui hubungan antara masing-masing informasi tersebut. Sebagai
tambahan, hal ini juga mempermudah anda dalam mengkomunikasikan hal yang
anda pelajari kepada orang lain.
5. Tanya ???
Setelah mendapatkan pola dari materi yang anda pelajari maka tahapan
selanjutnya adalah menanyakan kembali berbagai informasi yang telah anda
pelajari kepada diri anda. Hal ini salah satunya ditujukan untuk mengaktifkan
pikiran anda dan terus mengembangkan berbagai hal yang telah anda pelajari.
Dengan bertanya anda mengindentifikasi berbagai hal yang mungkin belum anda
kuasai mengenai materi yang anda kuasai. Tanyakan berbagai pertanyaan yang
memancing untuk memperbesar medan pemahaman anda misalnya, �Bagaimana
kalau begini/begitu?�.
6. Kemukakan !!!
Setelah anda belajar mengenai sesuatu tentunya anda ingin mengetahui seberapa
baiknya penguasaan anda. Asumsi saya anda belajar untuk memahami suatu
materi dan bukan untuk orientasi yang lain, seperti sebatas menaikan nilai
misalnya. Nilai merupakan konsekuensi logis atas pemahaman anda. Dengan
demikian wajar sekiranya saya merasa aneh ketika mendengar atau melihat iklan
berbagai institusi pendidikan yang berbunyi �menaikan nilai ujian dengan rata-
rata sekian� atau �semua lulusan kami langsung kerja�. Tidakkah hal itu
terdengar seperti �pemrograman manusia�. Mungkin memang benar sekarang
jaman edan, semuanya serba terbalik .
Untuk mengetahui seberapa baiknya pemahaman, anda perlu menyatakan kembali
berbagai hal yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan melakukan hal ini anda
mengetahui sejauh mana dan sebaik apa penguasaan anda atas materi tersebut.
Untuk melakukan hal ini anda dapat menerangkan ke orang lain. Namun
sebelumnya perlu dijelaskan bahwa tujuan anda adalah untuk meningkatkan
pemahaman anda atas materi tersebut dan bukan untuk mempertontonkan
kecerdasan anda.
7. Uji kemampuan anda.
Langkah terakhir dari rangkaian tahapan berpikir kritis dalam belajar adalah
menguji penguasaan. Serupa dengan tahapan sebelumnya, tahapan ini dilakukan
salah satunya untuk mengetahui seberapa baiknya kemampuan anda atas materi
yang dipelajari. Bedanya, tahapan ini sedikit lebih mendetil. Sedikitnya ada lima
hal yang perlu dilakukan untuk menguji kemampuan anda, antara lain:
* Daftarkan
Termasuk di dalamnya memberikan label (nama), mengidentifikasi dan membuat
daftar seputar materi yang dipelajari. Hal ini ditujukan untuk mendemonstrasikan
berbagai hal yang telah anda pelajari. Dengan kata lain seberapa beragamnya hal
yang telah anda kuasai.
* Definisikan
Termasuk di dalamnya memberikan penjelasan, merangkum dengan kata-kata
sendiri dan berbagai cara lainnya. Utamanya dengan merangkum menggunakan
kata-kata sendiri, anda mengetahui seberapa baiknya penguasaan anda atas materi
tersebut. Selain itu dengan melakukan hal ini anda memadukan pula informasi
terbaru dengan berbagai informasi yang telah anda ketahui sebelumnya.
* Pecahkan masalah
Termasuk pula di dalamnya memberikan contoh berkenaan dengan materi yang
anda pelajari. Dengan melakukan hal ini anda mengetahui pula aplikasi dari
materi yang anda pelajari.
* Bandingkan dengan teori lain
Jika anda pernah mempelajari atau megetahui materi sejenis dari sumber yang
berbeda maka anda dapat melakukan komparasi antara keduanya. Melakukan hal
ini berarti anda melatih pula daya analisa.
* Ciptakan
Termasuk pula di dalamnya mengkombinasikan dan menemukan teori baru.
Menciptakan terori bukan hanya hal para peneliti, anda pun dapat dan harus pula
melakukannya. Kembangkan teori anda sendiri. Dengan demikian anda
mengkristalkan pemahaman anda atas materi tersebut. * Dan yang terakhir, buat
rekomendasi anda
Serupa dengan langkah sebelumnya, namun langkah ini lebih ditujukan bagi orang
lain. Menurut saya karakteristik cerdas adalah; mengetahui apa yang diinginkan,
mengetahui di mana mendapatkan yang diinginkan dan dapat membuat orang lain
mencapai seperti dirinya. Semantara anda membaca artikel ini, saya mengetahui
pula bahwa anda adalah seorang yang cerdas sehingga tentuya anda dapat juga
membantu orang lain untuk meraih pula berbagai pencapaian anda. Anda dapat
melakukan hal ini salah satunya dengan memberikan rekomendasi atas materi
yang bersangkutan. Beritahu the do�s anda the don�t�s untuk mempelajari
materi tersebut.
Okehh (memang pakai "h" ) , demikianlah artikel kali ini mengenai metode cara
mengembangkan pemikiran yang kritis dalam pembelajaran. Kembali lagi harapan
saya semoga setelah anda membaca keseluruhan artikel kali ini, anda tidak
melatihnya, melainkan hanya melakukannya saja dalam keseharian. Saya
penasaran seberapa cepatnya seluruh kemampuan tersebut menyatu dengan diri
anda, sekarang atau beberapa saat setelahnya.
Sumber :Pendidikan.net
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar